Ada apa dengan ngopinya santri
Orang barangkali menganggap remeh
aktivitas ngopi dan ngerokok. Bahkan, tidak sedikit juga orang yang
menganggap remeh kebiasaan ini. Disini saya tidak membicarakan kelebihan
atau kekurangan meminum kopi atau menghirup rokok, karena pada dasarnya
semua selalu ada kekurangan dan kelebihannya, dan hal itu sangat
subjektif. Tentang hal-hal semacam itu, yang mungkin relevan saya
katakan adalah "janganlah berlebihan, segala sesuatu yang berlebihan itu
tidak baik." Saya akan melihat aktivitas ngopi dan ngerokok dari sudut
pandang yang berbeda, berusaha mencari makna dari kedua hal tersebut dan
nantinya mencari-cari adakah hikmah yang bisa saya dapatkan darinya.
Ngopi. Secara umum orang
mengartikan hal tersebut sebagai aktivitas meminum kopi baik itu di
rumah, warung, kafe atau di tempat-tempat lain. Akan jarang atau mungkin
dianggap kurang kerjaan orang yang melihat aktivitas ngopi secara lebih
detail dan mendalam. Secangkir kopi itu unsur-unsurnya antara lain:
kopi sebagai unsur pemberi rasa pahit, gula sebagai unsur pemberi manis,
dan air sebagai unsur tawar. Jika dikaitkan dengan kehidupan, secara
umum hidup itu ya terdiri dari unsur-unsur itu: manis, pahit dan tawar.
Hidup kalau tidak manis ya pahit, atau mungkin tawar. Dapat pula
diartikan hidup merupakan manis, pahit dan tawar yang campur aduk
menjadi satu.
Orang yang meminum kopi, bagi
yang biasa dan tau, itu berbeda dengan meminum minuman lain yang
kebanyakan untuk melepas dahaga. Ketika meminum air misalnya, orang
cenderung akan meminum segelas air secara langsung. Berbeda dengan
ketika meminum kopi, yang untuk meminum secangkir saja orang bisa
menghabiskan waktu sejam. Orang meminum kopi seteguk saja dapat dirinci
dengan ketika menyeruputnya, meresapinya, merasakannya dan kemudian
timbul kenikmatan dari aktivitas tersebut. Jadi, meminum kopi sama
dengan menyeruput manis-pahitnya kopi, menikmati dan merasakannya, dan
kemudian timbul kenikmatan dari manis-pahitnya kopi tersebut. Dalam
kehidupan pun demikian, setiap kehidupan baik itu manis atau pahit, enak
atau tidak enak, senang atau sedih seharusnya kita dapat menikmatinya.
Manis-pahitnya hidup kita terima, resapi dan rasakan kemudian nantinya
timbul suatu kenikmatan.
Ngerokok. Aktivitas yang satu
ini dianggap oleh kebanyakan orang sebagai kebiasaan buruk karena
mengandung nikotin yang dianggap merugikan kesehatan. Anehnya banyak
juga orang orang hebat dan dihormati yang merokok. Bila dikatakan
merokok mengurangi umur, dalam kenyataannya banyak juga perokok yang
umurnya sampai sembilan puluh atau seratus tahun. Saya lebih senang dan
mantap mengatakan asap rokok itu sebagai masalah seperti halnya
kehidupan yang identik dengan masalah. Orang dapat memilih antara
menghadapi atau menghindari masalah itu. Sekali lagi saya katakan hal
itu sangat subjektif.
Orang ngerokok itu menghirup
asapnya, meresapi dan merasakan, mengeluarkan asap rokok tersebut,
kemudian akan timbul suatu kenikmatan. Artinya dalam kehidupan yaitu
suatu masalah yang sedang dihadapi, diterima, diresapi dan dirasakan,
dikeluarkan (dipecahkan), kemudian akan timbul suatu kenikmatan.
Itulah pemikiran saya tentang
ngopi dan ngerokok. Disini, saya tidak dalam posisi membenarkan ngopi
dan ngerokok. Semua akan tergantung dari tingkat manfaatnya dalam
kehidupan dan setiap orang berbeda dalam hal ini. Disini, saya lebih
pada keinginan untuk mengatakan: kalau dari suatu hal yang remeh seperti
ngopi dan ngerokok saja, apabila dipikirkan secara mendalam, akan dapat
diperoleh nilai yang berharga dalam hidup, apalagi sesuatu yang
kadarnya lebih besar dalam hidup. Dengan kata lain, saya ingin
mengatakan "hikmah itu dapat diperoleh, walau dari meminum secangkir
kopi dan menghisap sebatang rokok, bagi yang mau berpikir."
wallahua'lam
0 komentar:
Posting Komentar