Pages - Menu

Senin, 10 Juni 2013

Ngopi Ala Santri

 

Ada apa dengan ngopinya santri

Orang barangkali menganggap remeh aktivitas ngopi dan ngerokok. Bahkan, tidak sedikit juga orang yang menganggap remeh kebiasaan ini. Disini saya tidak membicarakan kelebihan atau kekurangan meminum kopi atau menghirup rokok, karena pada dasarnya semua selalu ada kekurangan dan kelebihannya, dan hal itu sangat subjektif. Tentang hal-hal semacam itu, yang mungkin relevan saya katakan adalah "janganlah berlebihan, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik." Saya akan melihat aktivitas ngopi dan ngerokok dari sudut pandang yang berbeda, berusaha mencari makna dari kedua hal tersebut dan nantinya mencari-cari adakah hikmah yang bisa saya dapatkan darinya.

Ngopi. Secara umum orang mengartikan hal tersebut sebagai aktivitas meminum kopi baik itu di rumah, warung, kafe atau di tempat-tempat lain. Akan jarang atau mungkin dianggap kurang kerjaan orang yang melihat aktivitas ngopi secara lebih detail dan mendalam. Secangkir kopi itu unsur-unsurnya antara lain: kopi sebagai unsur pemberi rasa pahit, gula sebagai unsur pemberi manis, dan air sebagai unsur tawar. Jika dikaitkan dengan kehidupan, secara umum hidup itu ya terdiri dari unsur-unsur itu: manis, pahit dan tawar. Hidup kalau tidak manis ya pahit, atau mungkin tawar. Dapat pula diartikan hidup merupakan manis, pahit dan tawar yang campur aduk menjadi satu.

Orang yang meminum kopi, bagi yang biasa dan tau, itu berbeda dengan meminum minuman lain yang kebanyakan untuk melepas dahaga. Ketika meminum air misalnya, orang cenderung akan meminum segelas air secara langsung. Berbeda dengan ketika meminum kopi, yang untuk meminum secangkir saja orang bisa menghabiskan waktu sejam. Orang meminum kopi seteguk saja dapat dirinci dengan ketika menyeruputnya, meresapinya, merasakannya dan kemudian timbul kenikmatan dari aktivitas tersebut. Jadi, meminum kopi sama dengan menyeruput manis-pahitnya kopi, menikmati dan merasakannya, dan kemudian timbul kenikmatan dari manis-pahitnya kopi tersebut. Dalam kehidupan pun demikian, setiap kehidupan baik itu manis atau pahit, enak atau tidak enak, senang atau sedih seharusnya kita dapat menikmatinya. Manis-pahitnya hidup kita terima, resapi dan rasakan kemudian nantinya timbul suatu kenikmatan.

Ngerokok. Aktivitas yang satu ini dianggap oleh kebanyakan orang sebagai kebiasaan buruk karena mengandung nikotin yang dianggap merugikan kesehatan. Anehnya banyak juga orang orang hebat dan dihormati yang merokok. Bila dikatakan merokok mengurangi umur, dalam kenyataannya banyak juga perokok yang umurnya sampai sembilan puluh atau seratus tahun. Saya lebih senang dan mantap mengatakan asap rokok itu sebagai masalah seperti halnya kehidupan yang identik dengan masalah. Orang dapat memilih antara menghadapi atau menghindari masalah itu. Sekali lagi saya katakan hal itu sangat subjektif.

Orang ngerokok itu menghirup asapnya, meresapi dan merasakan, mengeluarkan asap rokok tersebut, kemudian akan timbul suatu kenikmatan. Artinya dalam kehidupan yaitu suatu masalah yang sedang dihadapi, diterima, diresapi dan dirasakan, dikeluarkan (dipecahkan), kemudian akan timbul suatu kenikmatan.

Itulah pemikiran saya tentang ngopi dan ngerokok. Disini, saya tidak dalam posisi membenarkan ngopi dan ngerokok. Semua akan tergantung dari tingkat manfaatnya dalam kehidupan dan setiap orang berbeda dalam hal ini. Disini, saya lebih pada keinginan untuk mengatakan: kalau dari suatu hal yang remeh seperti ngopi dan ngerokok saja, apabila dipikirkan secara mendalam, akan dapat diperoleh nilai yang berharga dalam hidup, apalagi sesuatu yang kadarnya lebih besar dalam hidup. Dengan kata lain, saya ingin mengatakan "hikmah itu dapat diperoleh, walau dari meminum secangkir kopi dan menghisap sebatang rokok, bagi yang mau berpikir."
wallahua'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar