pondok adalah penjara suci bagiku

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 10 Juni 2013

Tradisi Santri Mencium Tangan Kiai

 Tradisi Santri Mencium Tangan Kiai

Mencium tangan para ulama merupakan perbuatan yang dianjurkan agama. Karena perbuatan itu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada mereka. 
Dalam sebuah hadits dijelaskan:


عَنْ زَارِعٍ وَكَانَ فِيْ وَفْدِ عَبْدِ الْقَيْسِ قَالَ لَمَّا قَدِمْنَا الْمَدِيْنَةَ فَجَعَلْنَا نَتَبَادَرُ مِنْ رَوَاحِلِنَا فَنُقَبِّلُ يَدَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرِجْلَهُ – رَوَاهُ أبُوْ دَاوُد
Artinya :    Dari Zari’ ketika beliau menjadi salah satu delegasi suku Abdil Qais, beliau berkata, Ketika sampai di Madinah kami bersegera turun dari kendaraan kita, lalu kami mengecup tangan dan kaki Nabi s.a.w. (H.R. Abu Dawud).
> 

عَنِ ابْنِ جَدْعَانْ, قالَ لاَنَسْ : اَمَسَسْتَ النَّبِيَّ بِيَدِكَ قالَ :نَعَمْ, فقبَلهَا
Artinya :    dari Ibnu Jad’an ia berkata kepada Anas bin Malik, apakah engkau pernah memegang Nabi dengan tanganmu ini ?. Sahabat Anas berkata : ya, lalu Ibnu Jad’an mencium tangan Anas tersebut. (H.R. Bukhari dan Ahmad)


عَنْ جَابرْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ عُمَرَ قبَّل يَدَ النَّبِيْ.
Artinya :    dari Jabir r.a. sesungguhnya Umar  mencium  tangan Nabi.(H.R. Ibnu al-Muqarri).


عَنْ اَبيْ مَالِكْ الاشجَعِيْ قالَ: قلْتَ لاِبْنِ اَبِيْ اَوْفى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : نَاوِلْنِي يَدَكَ التِي بَايَعْتَ بِهَا رَسُوْلَ الله صَلى الله عَليْه وَسَلمْ، فنَاوَلَنِيْهَا، فقبَلتُهَا.
Artinya :    Dari Abi Malik al-Asyja’i berkata : saya berkata kepada Ibnu Abi Aufa r.a. “ulurkan tanganmu yang pernah engkau membai’at Rasul dengannya, maka ia mengulurkannya dan aku kemudian menciumnya.(H.R. Ibnu al-Muqarri).


عَنْ صُهَيْبٍ قالَ : رَأيْتُ عَلِيًّا يُقبّل يَدَ العَبَّاسْ وَرِجْلَيْهِ.
Artinya :    Dari Shuhaib ia berkata : saya melihat sahabat Ali mencium tangan sahabat Abbas dan kakinya. (H.R. Bukhari)
Atas dasar hadits-hadits tersebut di atas para ulama menetapkan hukum sunah mencium tangan, ulama, guru, orang shaleh serta orang-orang yang kita hormati karena agamanya. 
Berikut ini adalah pendapat ulama 
1.    Ibnu Hajar al-Asqalani
Imam Ibnu Hajar al-Asqalani telah menyitir pendapat Imam Nawawi sebagai berikut : 


قالَ الاِمَامْ النَّوَاوِيْ : تقبِيْلُ يَدِ الرَّجُلِ ِلزُهْدِهِ وَصَلاَحِهِ وَعِلْمِهِ اَوْ شرَفِهِ اَوْ نَحْوِ ذالِكَ مِنَ اْلاُمُوْرِ الدِّيْنِيَّةِ لاَ يُكْرَهُ بَل يُسْتَحَبُّ.
Artinya :    Imam Nawawi berkata : mencium tangan seseorang karena zuhudnya, kebaikannya, ilmunya, atau karena kedudukannya dalam agama adalah perbuatan yang tidak dimakruhkan, bahkan hal yang demikian itu disunahkan.
Pendapat ini juga didukung oleh Imam al-Bajuri dalam kitab “Hasyiah”,juz,2,halaman.116.
2.    Imam al-Zaila’i 
Beliau berkata :

 (يَجُوْزُتقبِيْلُ يَدِ اْلعَالِمِ اَوِ اْلمُتَوَرِّعِ عَلَى سَبِيْلِ التبَرُكِ...
Artinya :    (dibolehkan) mencium tangan seorang ulama dan orang yang wira’i karena mengharap barakahnya.
(Disarikan dari  buku Amaliah NU dan Dalil-Dalilnya, Penerbit LTM (Lembaga Ta”mir Masjid) PBNU.

Ngopi Ala Santri

 

Ada apa dengan ngopinya santri

Orang barangkali menganggap remeh aktivitas ngopi dan ngerokok. Bahkan, tidak sedikit juga orang yang menganggap remeh kebiasaan ini. Disini saya tidak membicarakan kelebihan atau kekurangan meminum kopi atau menghirup rokok, karena pada dasarnya semua selalu ada kekurangan dan kelebihannya, dan hal itu sangat subjektif. Tentang hal-hal semacam itu, yang mungkin relevan saya katakan adalah "janganlah berlebihan, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik." Saya akan melihat aktivitas ngopi dan ngerokok dari sudut pandang yang berbeda, berusaha mencari makna dari kedua hal tersebut dan nantinya mencari-cari adakah hikmah yang bisa saya dapatkan darinya.

Ngopi. Secara umum orang mengartikan hal tersebut sebagai aktivitas meminum kopi baik itu di rumah, warung, kafe atau di tempat-tempat lain. Akan jarang atau mungkin dianggap kurang kerjaan orang yang melihat aktivitas ngopi secara lebih detail dan mendalam. Secangkir kopi itu unsur-unsurnya antara lain: kopi sebagai unsur pemberi rasa pahit, gula sebagai unsur pemberi manis, dan air sebagai unsur tawar. Jika dikaitkan dengan kehidupan, secara umum hidup itu ya terdiri dari unsur-unsur itu: manis, pahit dan tawar. Hidup kalau tidak manis ya pahit, atau mungkin tawar. Dapat pula diartikan hidup merupakan manis, pahit dan tawar yang campur aduk menjadi satu.

Orang yang meminum kopi, bagi yang biasa dan tau, itu berbeda dengan meminum minuman lain yang kebanyakan untuk melepas dahaga. Ketika meminum air misalnya, orang cenderung akan meminum segelas air secara langsung. Berbeda dengan ketika meminum kopi, yang untuk meminum secangkir saja orang bisa menghabiskan waktu sejam. Orang meminum kopi seteguk saja dapat dirinci dengan ketika menyeruputnya, meresapinya, merasakannya dan kemudian timbul kenikmatan dari aktivitas tersebut. Jadi, meminum kopi sama dengan menyeruput manis-pahitnya kopi, menikmati dan merasakannya, dan kemudian timbul kenikmatan dari manis-pahitnya kopi tersebut. Dalam kehidupan pun demikian, setiap kehidupan baik itu manis atau pahit, enak atau tidak enak, senang atau sedih seharusnya kita dapat menikmatinya. Manis-pahitnya hidup kita terima, resapi dan rasakan kemudian nantinya timbul suatu kenikmatan.

Ngerokok. Aktivitas yang satu ini dianggap oleh kebanyakan orang sebagai kebiasaan buruk karena mengandung nikotin yang dianggap merugikan kesehatan. Anehnya banyak juga orang orang hebat dan dihormati yang merokok. Bila dikatakan merokok mengurangi umur, dalam kenyataannya banyak juga perokok yang umurnya sampai sembilan puluh atau seratus tahun. Saya lebih senang dan mantap mengatakan asap rokok itu sebagai masalah seperti halnya kehidupan yang identik dengan masalah. Orang dapat memilih antara menghadapi atau menghindari masalah itu. Sekali lagi saya katakan hal itu sangat subjektif.

Orang ngerokok itu menghirup asapnya, meresapi dan merasakan, mengeluarkan asap rokok tersebut, kemudian akan timbul suatu kenikmatan. Artinya dalam kehidupan yaitu suatu masalah yang sedang dihadapi, diterima, diresapi dan dirasakan, dikeluarkan (dipecahkan), kemudian akan timbul suatu kenikmatan.

Itulah pemikiran saya tentang ngopi dan ngerokok. Disini, saya tidak dalam posisi membenarkan ngopi dan ngerokok. Semua akan tergantung dari tingkat manfaatnya dalam kehidupan dan setiap orang berbeda dalam hal ini. Disini, saya lebih pada keinginan untuk mengatakan: kalau dari suatu hal yang remeh seperti ngopi dan ngerokok saja, apabila dipikirkan secara mendalam, akan dapat diperoleh nilai yang berharga dalam hidup, apalagi sesuatu yang kadarnya lebih besar dalam hidup. Dengan kata lain, saya ingin mengatakan "hikmah itu dapat diperoleh, walau dari meminum secangkir kopi dan menghisap sebatang rokok, bagi yang mau berpikir."
wallahua'lam

LURU ILMU


بسم الله الرحمن الرحيم
Tgk, apa kitab kuning itu payah ya?.
Jangan tanya sama saya. maksudnya; kitab itu tidak semudah membaca koran. Kitab itu bisa dikatakan sukar dan bisa dikatakan mudah.
Pada orang yang baru belajar__supaya termotifasi__kita bilang mudah. Bahkan banyak sudah-surah penting dalam matan kitab yang dipelajari.
Namun, bila orang yang sudah lama belajar didayah. Nampaklah sangat sukar mempelajari kitab kuning. Namun siapa yang dimudahkan oleh Allah swt pasti akan mudah juga. Semoga kita termasuk orang yand dimudahkan belajar kitab kuning oleh Allah swt. Amin Ya Mujibussailin.
***
Kenapa tidak bisa membaca, menyurahkan dan mempertahankan isi surah kitab kuning?. Ada beberapa perkara penyebab tidak bisanya kitab. Diantaranya:
  1. Hati masih kotor. Ilmu yang ada didalam kitab kuning adalah nur. Bila hati masih kotor tidak mungkin melekatnya nur dalam hati. Ibarat didalam kandang ayam ada musang. Bagaimanapun kita kejar ayam supaya masuk kekandang dia tidak akan masuk. Kecuali mencari mati. Begitu juga nur, dia tidak akan bersatu dengan ilmu. Kalau tidak ada lagi malam maka terbitlah matahari.
  2. Banyak melaksanakan maksiat. Manusia tidak ada yang ma’sum kecuali nabi. Dizaman sekarang ini ma’siat ibarat pesta. Semua orang berkumpul-kumpul dalam melaksanakan ma’siat. Semua orang sudah meramaikan diri memakai produk maksiat. Merajalelanya maksiat sangat sulit dibendung. Ma’siat mata, tangan, kaki. Maksiat lahiriyah dan batiniyah. Hidup bergelimang dengan ma’siat. Maka jauhkanlah duhai jiwa yang tenang.
  3. Kurang termotifasi mempelajari kitab kuning. Apalagi dizaman sekarang ini. mempelajari kitab kuning tidak ada masa depan. Tidak ada yang menjadi pejabat gara-gara alim kitab kuning. Tidak pegawai pemerintah yang mahir kitab kuning. Yang banyak adalah menjadi masyarakat biasa. Kondisi ini menjadi penentu kuatnya himmah dalam belajar kitab kuning.
  4. Tidak tau apa faedah mempelajari kitab kuning. Ibarat kata pepatah. Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta. Natijah yang bisa diambil dari hikayah uleue ini: jai bue lee boh kuah hana tuepe faedah kitab tan tabaca.
  5. Kondisi zaman. Di era Fesbuk-an, di era tewiter-an merupakan penghalang paling besar. Apalagi di era HP telah merambat menjadi sebuah kebutuhan anak-anak tanpa kontrol bebas sesukanya memainkan HP. Apalagi ada paket2 murah yang tak tau kemana mau dihabiskan. Ibarat kata pepatah aceh dulu: ”pajan siet tapeulheuh layang menyo ken luah blang lheuh musem padee, karena tanyoe manteng trep matee.
Imam Syafi’i pernah mengadu pada guru beliau yang bernama Wake’ Bin Rabi’. Duhai Guruku, kenapa buruk hafalanku?.
lon mengadu bak droeneh Tgk. Paken diulon brok hafalan. Karena di ulon sabee meulagu, gadoh puegah yang bukan-bukan.
Sang guru pun menasehati: ”Tinggalkan ma’siat, karena ilmu adalah nur, ma’siat tidak akan pernah bersatu dengan kebaikan.”
***
Ya Allah, Mudahkanlah pada kami belajar dan mengajar. semoga ilmu yang kami dapatkan walau secuil bermamfaat didunia dan akhirat. Amin Ya Mujibus Sailin.